Monday 22 February 2016

Perjalanan kisah Nabi Ayub as Menjalani Cobaan Berat – Dimiskinkan, Dikucilkan, diberi penyakit

Nabi Ayub as


Nabi Ayyub as merupakan putra dari Ish bin Ishak bin ibrahim as adalah salah satu manusia pilihan dari sejumlah manusia pilihan yang mulia. Allah telah menceritakan dalam kitab-Nya dan memujinya dengan berbagai sifat yang terpuji secara umum dan sifat sabar atas ujian secara khusus. Allah telah mengujinya dengan anaknya, keluarganya, dan hartanya, selanjutnya dengan tubuhnya juga. Allah telah mengujinya dengan ujian yang tak pernah ditimpakan kepada siapapun, tetapi ia tetap sabar dalam menunaikan perintah Allah dan terus menerus bertaubat kepada-Nya.
gambar ilustrasi
Ayyub as merupakan seorang Nabi yang sangat kaya sekali. Beliau mempunyai ternak yang bermacam-macam, seperti sapi, kambing, kuda, keledai, untah dan lain sebagainya. Beliau orang yang baik hati, suka mengeluarkan harta bendanya untuk membantu fakir miskin, yatim piatu, memuliakan tamu dan sebagainya. Kekayaan tersebut tidak melalaikan ibadahnya kepada Tuhan. Kekayaannya yang melimpah ruah itu tidak menyebabkan Nabi Ayyub menjadi sombong dan lupa kepada orang-orang miskin. Walaupun ia seorang yang kaya namun kehidupannya tidak berlebih-lebihan, bahkan semakin ia kaya semakin bertambah pula ketaatannya kepada Allah.

Berkata salah seorang malaikat kepada kawan-kawannya yang sedang berkumpul berbincang-bincang tentang tingkah laku makhluk Allah, jenis manusia di atas bumi, “AKu tidak melihat seorang manusia yang hidup di atas bumi Allah yang lebih baik dari hamba Allah Ayyub”. Ia adalah seorang mukmin sejati ahli ibadah yang tekun. Dari rezeki yang luas dan harta kekayaan yang diberkan oleh Allah kepadanya, ia memberikan sebagian untuk menolong orang-orang yang memerlukan para fakir miskin. Hari-harinya terisi penuh dengan ibadah, sujud kepada Allah dan bersyukur atas segala nikmat dan karunia yang diberikan kepadanya.”


Para kawanan malaikat yang mendengar kata-kata pujian dan sanjungan untuk Nabi Ayyub as mengakui kebenaran itu bahkan mereka menambahkan lagi dengan menyebutkan beberapa sifat dan tabiat baik yang lain yang ada pada diri Nabi Ayyub as

Iblis menggoda Nabi Ayyub


Sementara itu iblis yang sedang berada tidak jauh dari tempat malaikat sedang berkumpul, mendengar percakapan para para malaikat yang memuji-muji Nabi Ayyub as. Tentunya iblis panas hati dan jengkel mendengar kata-kata pujian bagi seorang dari keturunan Nabi Adam as yang ia telah bersumpah akan disesatkan ketika ia dikeluarkan dari surga karenanya. Ia tidak rela melihat seorang dari anak cucu Nabi Adam as menjadi seorang mukmin yang baik, ahli ibadah yang tekun dan melakukan amal sholeh sesuai dengan perintah dan petunjuk Allah SWT.


Dengan tidak menunggu waktu lama, iblis meminja izin kepada Alloh untuk menggoda Ayyub. “Ya Tuhan! sesungguhnya Ayyub yang senantiasa patuh dan berbakti pada-Mu, karena takut kehilangan kenikmatan yang kau berikan kepadanya. Semua ibadah bukan karena cinta dan ketaatannya kepada-Mu. Adaikata, Ayyub terkena musibah dan kehilangan harta benda, serta anak-anak dan istrinya belum tentu akan taat pada-Mu.


“Sesungguhnya Ayyub adalah hamba yang taat pada-Ku. Ayyub adalah seorang mu’min sejati. Apa yang Ayyub lakukan semata didorong keteguhan imannya. ketaqwaannya tak tergogogaykan oleh perubahan keduniawiannya. Cintanya pada Ku tak akan berkurang walau ditimpa musibah apapun. Ayyub yakin, apa yang dimilikinya sewaktu waktu dapat Aku cabut. Ayyyub bersih dari segala tuduhan dan prasangkamu. Kau tak rela melihat hamba-hamba-Ku berada di jalan yang lurus. Untuk menguji keteguhan hati dan keyakinan Ayuub pada takdir-Ku, kuizinkan kau menggoda dan memalingkannya dari Ku. Kerahkan sekutumu untuk menggoda Ayyub melalui harta dan keluarganya. Cerai beraikanlah keluarganya yang damai sejahtera itu. Hingga kau tahu sampai dimana kemampuanmu untuk menyesatkan hamba-Ku itu”

Harta Kekayaan Nabi Ayyub dihancurkan iblis


Mendengar izin Tuhan tersebut, maka iblis dengan para sekutunya segera bertindak. Untuk menggoda Nabi Ayyub yang berkelimpahan dalam kenikmatan duniawi, yang memiliki kekayaan tak ternilai besarnya, yang memimpin keluarga yang besar yang hidup rukun, damai dan bakti. Yang siang dan malam senan tiasa melakukan sholat, sujud dan tasyakur kepada Allah atas segala pemberian-Nya. Mulutnya tak berhenti menyebut nama Allah berzikir, bertasbih dan bertahmid. Yang penuh kasih teradang sesama makhluk Allah yang lemah, yang lapar diberinya makan, yang tanpa busana diberinya pakaian, yang bodoh diajar dan dipimpin, dan yang salah ditegur.


Iblis menggoda Nabi Ayyub dengan bisikan dan fitnahnya, namun rencananya gagal total. Telinga Nabi Ayyub tidak mendengar terhadap segala yang dibisikan iblis kepadanya. Hati Nabi Ayyub telah penuh dengan iman dan taqwa tidak ada tempat lagi untuk bibit-bibit kesesatan yang ditaburkan oleh iblis. Cinta dan taatnya kepada Allah merupakan benteng yang kuat dari serangan iblis dengan peluru kebohongan dan pemutar balikan kebenaran.

Cerita nabi Ayub masih berlanjut, iblis tidak putus asa, ia melanjutkan godaannya kepada Nabi Nuh. Iblis mengumpulkan para sekutunya untuk menggoyahkan  Nabi Ayyub, untuk merusak aqidah dan imannnya , serta memalingkan Nabi Ayyub dari Allah yang ia sembah dengan penuh hati dan keyakinan. Dengan cara menghancurkan segala harta kekayaan yang ia miliki, mereka membinasakan hewan ternaknya, membakar seluruh lumbung gandum dan lahan pertaniannya sampai musnah.  Nabi Ayyub as yang kaya raya tiba tiba menjadi seorang miskin harga selain hatinya yang penuh man dan takwa serta jiwanya yang bersar.


Setelah berhasil menghancurkan kekayaan dan harta milik Nabi Ayyub datanglah iblis kepadanya menyerupaia sebagai seorang tua yang tampak bijaksana dan berpengalaman, ia berkata :

“Sesungguhnya musibah yang menimpamu sangat dahsyat sekali sehingga dalam waktu yang begitu singkat telah habis semua kekakayaanmu dan hilang semua harta kekakayaan milikmu. Kawan-kawanmu merasa sedih sedangkan musuh-musuhmu bersenang hati dan gembira melihat penderitaan yang engkau alami akibat musibah yang susul-menyusul melanda kekayaan dan harta milikmu. Mereka bertanya-tanya, gerangan apakah yang menyebabkan Ayyub tertimpa musibah yang hebat itu yang menjadikannya dalam sekelip mata hilang semua harta miliknya. Sementara orang dari mereka berkata bahwa mungkin karena Ayyub tidak ikhlas dalam ibadah dan semua amal kebajikannya. Dan ada yang berkata bahwa andaikan Allah, tuhan ayub benar benar berkuasa, niscaya dia dapat menyelamatkan Ayyub dari malapetaka, mengingat bahwa ia telah menggunakan seluruh waktunya beribadah dan berzikir, tidak pernah melanggar perintah-Nya. Seorang lain menggunjung dengan mengatakan bahwa mungkin amal ibadah Ayyub tidak diterima oleh Tuhan, karena ia tidak melakukan itu dari hati yang bersih dan sifat ria dan ingin dipuji dan banyak lagi cerita-cerita orang tentang kejadian yang sangat menyedihkan itu. Akupun menaruh simpati kepadamu, hai Ayyub dan turut bersedih hati dan berduka cita atas Nabi yang buruk yang engkau telah alami”


Iblis yang menyerupai sebagai orang tua itu mengakhiri kata-kata hasutannya seraya memperhatikan wajah Nabi Ayyub as yang tetap tentang berseri-seri tidak menampakkan tanda-tanda kesedihan atau sesalan yang ingin ditimbulkan oleh Iblis dengan kata-kata racunnya itu. Nabi Ayyub as berkata kepadanya :

“Ketahuilah bahwa apa yang aku telah miliki berupa harta benda, gedung-gedung, tanah ladang dan hewan ternakan serta lain-lainnya semuanya itu adalah barang titipan Allah yang dimintanya kembali setelah aku cukup menikmatinya dan memanfaatkannya sepanjang masa atau ibarat barang pinjaman yang diminta kembali oleh tuannya jika saatnya telah tiba. Maka segala syukur dan puji hanya bagi Allah yang telah memberikan kurnia-Nya kepada ku dan mencabutnya kembali pula dari siapa yang Dia kehendaki dan mencabutnya pula dari siapa yang Dia suka. Dia adalah yang maha kuasa mengangkat derajat seorang atau menurunkannya menurut kehendak-Nya. Kami sebagai hamba-hamba mahkluk-Nya yang lemah patut berserah diri kepada-Nya dan menerima segala takdir-Nya yang kadang kala kami belum dapat mengerti dan menangkap hikmah yang terkandung dalam takdir-Nya itu”.


Selesai mengucapkan kata-kata jawabnya kepada iblis yang sedang duduk tercengang di depannya, menyungkurlah Nabi Ayyub as bersujud kepada Allah memohon ampun atas segala dosa dan keteguhan iman serta kesabaran atas segala cobaan dan ujian-Nya.

Iblis segera meninggalkan rumah Nabi Ayyub as dengan rasa kecewa bahwa racun hasutannya tidak temakan oleh hati Nabi Ayyub as itu. Namun iblis tidak putus atas melaksanakan sumpah yang ia nyatakan di hadapan Allah dan malaikat-nya bahwa ia akan berusaha menyesatkan anak cucu Nabi adam di manaj saja mereka berada. Ia merencanakan melanjutkan usaha gangguan dan godaannya kepada Nabi Ayyub as lewat penghancuran keluarga yang sedang hidup rukun, damai dan saling hidup cinta mencintai, dan harga menghargai satu sama lain.

Putra nabi ayub dicelakai iblis


Sang iblis kemudian pergi bersama para sekutunya menuju tempat tinggal putera putra Nabi Ayyub as di suatu gedung yang penuh dengan saranan kemewahan dan kemegahan. Lalu digoyangkanlah gedung itu hingga roboh berantakan menajtuhi dan menimbuni seluruh penghuninya. Kemudian cepat-cepatlah pergi iblis mendatangi Nabi Ayyub as di rumahnya, menyerupai seorang kawan dari kawan-kawan Nabi Ayub as, yang datang menyampaikan berita dan menyatakan turut berduka cita atas musibah yang menimpa putra-puteranya. Iblis yang menyerupai temannya itu berkata kepada Nabi Ayyub as :

Hai, Ayyub, sudahkah engkau melihat putera-puteramu yang mati tertimbun di bawah runtuhan gedung yang romboh akibat gempa bumi? Kiranya, wahai Ayyub, Tuhan tidak menerima ibadahmu selama ini dan tidak melindungimu sebagai imbalan bagi amal solehmu dan sujud rukukmu siang dan malam”
Mendengar perkataan dari iblis itu, menangislah Nabi Ayyub as dengan tersedu-sedu seraya berucap :
“Allahlah yang memberi dan dia pulalah yang mengambil kenmbali. Segala puji bai-Nya, Tuhan yang maha pemberi dan maha pencaput.
Lalu iblis keluar meninggalkan Nabi Ayyub as dalam keadaan berujud munajat, iblis jengkel dan marah pada dirinya karena gagal lagi membujuk dan menghasut Nabi Ayyub as.

 Nabi Ayyub diberi penyakit


Selanjutnyat Iblis memerintahkan kepada sekutunya agar menaburkan benih-benih penyakit ke dalam tubuh Nabi Ayyub as. benih-benih penyakit yang ditaburkan itu segera berpengaruh pada kesehatan Nabi Ayyub as, sehingga ia menderita berbagai penyakit, demam panas, batuk dan lain-lain lagi sehingga menyabkan badannya makin lama makin kurus, tenaganya makin lemah dan wajahnya menjadi pucat tidak berdarah dan kulitnya menjadi berbintik-bintik dan muncul bau tidak sedap. Sehingga ia dijauhi oleh orang-orang sekampungnya dan oleh kawan-kawan dekatnya, karena penyakit Nabi Ayyub as dapat menular dengan cepatnya kepada orang yang menyetuh atau mendekatinya. Ia menjadi terasing dari pergaulan dan hanya istrinya yang bernama Rahmah yang tetap mendampinginya, merawat dengan penuh kesabaran, penuh rasa kasih sayan, melayani segala keperluannya tanpa mengeluh atau menunjukkan tanda kesal hati dari penakit suaminya yan tidak kunjung sembuh itu.

Istri Nabi Ayyub digoda iblis


Iblis memperhatikan Nabi Ayyub as dalam keadaan yang sudah maat parah itu tidak meninggalkan adat kebiasaannya, ia tetap beribadah, berzikir, dan tidak mengeluh atau mengaduh, ia hanya menyebut nama Allah memohon ampun dan lindungan-Nya bila ia merasakan sakit. Iblis, merasa kesal dan jengkel mlihat ketabahan hati Nabi Ayyub as menanggung derita dan kesabarannya menerima berbagai musibah dan ujian. Iblis kehabisan akal, tidak tahu apa lagi yang harus dilakukan untuk mencapai tujuannya merusak akidah dan iman Nabi Ayyub as. Ia lalu meminta bantuan fikiran para sekutunya, apa yang harus dilakukan lagi untuk menyesatkan Nabi Ayyub setelah segala usahanya tidak membuahkan hasil

Bertanyalah iblis kepada sekutunya : “Di manakah kepandaianmu dan tipu dayamu yang ampuh serta kelicikanmu menyebar benih was-was dan ragu ke dalam hati manusia yang biasanya tidak pernah sia-sia?

kemudian sekutu iblis menjawab : “Engkah telah berhasil mengeluarkan adam dari surga, bagaimanakah engkau lakukan itu semuanya sampai berhasilnya tujuan mu itu?”

“Dengan membuju istrinya,” jawab iblis

“jika demikian, lakukan siasat itu dan terapkanlah pada Nabi Ayyub as, hembuskan racunmu ke telinga istrinya yang tampak sudah agak kesal merawatnya, namun masih tetap patuh dan setia” jawab sekutu
“Benar dan tepat pikiranmu itu,hanya tingagal itu satu satunya jalan yang belum aku coba. Pasti kali ini degan cara menghasut isterinya aku akan berhasil melaksanakan maksudku selama ini” jawab iblis
Dengan rencana barunya pergilah iblis mendatangi isteri Ayyub, menyamar sebagai seorang kawan lelaki dari suaminya. Ia berkat kepada istri Nabi Ayyub yang bernama Rahmah itu : “Apa kabar dan bagaimana keadaan suamimu saat ini?”

Seraya mengarahkan jari telunjukknya ke arah suaminya, rahmah berkata kepada iblis yang menyamar sebagai teman Nabi Ayyub “Itulah dia terbaring menderita kesakitan, namun mulutnya tidak berhenti-hentinya berdzikir menyebut nama Allah. Ia masih berada dalam keadaan parah, mati tidak, hidup pun tidak”


Kata-kata isteri Ayyub itu menimbulkan harapan bagi iblis bahwa, kali ini ia akan berhasil maka diingatkanlah isteri Nabi Ayyub as akan masa mudanya di mana ia hidup dengan suaminya dalam keadaan sehat,m bahagia dan makmur dan diingatkannya kenang-kenangan dan kemesraan. Kemudian keluarlah blis dari rumah Nabi Ayub meninggalkan isteri Nabi Ayyub as duduk termenung seorang diri, mengenang masa lampaunya, masa kejayaan suaminya dan kesejahteraaan hidupnya, membanding-bandingkannya dengan masa di mana berbagai penderita dan musibah dialaminya, yang dimulai dengan musnahnya kekayaan dan harta benda, disusul dengan kematian puteranya, dan kemudian yang terakhir diikuti oleh penyakit suaminya yang parah dan sangat menjemukan itu. Isteri Nabi Ayyub as merasa kesepian berada di rumah sendirian bersama suaminya yang terbaring sakit, tiada sahabat, tiada kerabat, semua menjauhi mereka karena takut tertular penyakit kulit Nabi Ayyub.
Seraya menarik nafas panjang datanglah isteri Nabi Ayyub mendekati suaminya yang sedang menderita kesakitan dan berbisik-bisik kepadanya :

“wahai sayangku, sampai kapankah engkau tersika oleh Tuhanmu ini?Di manakah kekayaanmu, putera-puteramu, sahabat-sahabatmu di kawan-kawan terdekatmu? Oh, alangkah syahdunya masa lampu kami, usia muda, badan sehat, kebahagiaan dan kesejahteraan hidup tersedia, dikelilingi oleh keluarga dan terulang kembali masa yang manis itu? mohonlah wahai Ayyub dari Tuhanmu, agar kami dibebaskan dari segala penderitaan dan musibah yang berpanjangan ini”
Berkatalah Nabi Ayyub as menjawab keluhan istrinya itu

“wahai isteriku yang kusayangi, engkau menangisi kebahagiaan dan kesejahteraan masa lalu, menangisi anak-anak kita yang telah meninggal diambil oleh Allah dan engkau minta aku memohon kepada Alla agar kita dibebaskan dari kesengsaraan dan penderitaaan yang kita alami saat ini. Aku hendak bertanya kepadamu, berapa lama kita tidak menikmati masa hidup yang mewah, makmur dan sejahtera itu?”,
Istrinya menjawab “Delapan puluh tahun”
“Lalu berapa lama kita telah hidup dalam penderitaan ini?” tanya Nabi Ayyub
“Tujuh tahun” jawab sang isteri

Nabi Ayyub melanjutkan jawabannya “Aku malu, memohon dari Allah memebaskan kita dari kesengsaraan dan penderitaan yang telah kita alami belum sepanjang masa kejayaan yang telah Allah kurniakan pada kita. Sepertinya engkau telah termakan hasutan dan bujukan syaitan, sehingga mulai menipis imanmu dan berkasl hati menerima takdir dan hukum Allah. Tunggulah ganjaranmu kelak ketik aku telah sembuh dari penyakitku dan kekuatan badanku pulih kembali. Aku akan mencambukmu seratus kali. Dan sejka detik ini aku haramkan dariku makan dan minum dari tanganmu atau menyuruh engkau melakukan sesuatu untukku. Tinggalkanlah aku seorang diri di tempat ini sampai ALlah menentuknya takdir-Nya.


Setelah ditinggalkan oleh isterinya yang diusir, selanjutnya Nabi Ayyub as tinggal seorang diri di rumah, tiada sanak saudara, tiada anak dan tidak ada istri. Ia bermunajat kepada Allah dengan sepenuh hati memohon rahmat dan kasih sayang-Nya. Ia berdoa sebagaimana tertar dalam Al qur an :
“Dan ingatlah akan hamba kami Ayyub ketika ia menyeru Tuhan-Nya: Sesungguhnya aku diganggu syaitan dengan kepayahan dan siksaan” (Qs : 38 : 41)

Allah menerima doa Nabi Ayyub as yang telah mencapai puncak kesabaran dan keteguhan iman serta berhasil memenangkan perjuangannya melawan hasutan dan bujukan iblis. Allah mewahyukan firman kepadanya : “Hantamkanlah kakimu, inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum” (Qs. 38 : 42)

 Nabi Ayyub berhasil menjalani ujian berat

Dengan izin Allah setelah dilaksanakan petunjuk Nya itu, sembulah segera Nabi Ayyub as dari penyakitnya, semua luka-luka kulitnya menjadi kering dan segala rasa pedih hilang, seolah-olah tidak pernah terasa olehnya. Ia bahkan kembali menampakkan lebih sehat dan lebih kuat dari pada sebelum ia menderita.


 Saat itu ketika isterinya yang telah diusir dan meninggalkan dia seorangg diri ditempat tinggalnya yang terasing, jauih dari jiran, dan jauh dari keraiaman kota, merasa tidak sampai hati lebih lama berada jauh dari suaminya. Istri Nabi Ayyub pun kembali, namun ia hampir tidak mengenali Nabi Ayyub, karena ketika ia kembali, ia melihat bukanlah Nabi Ayyub as yang sakit seperti yang ia tinggalkan sebelumnya. Namun Nabi ayub yang mudah belia, segar bugar, sehat seakan akan tidak pernah sakit dan menderita. Ia segera memeluk suaminya seraya bersyukur kepada Allah yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya mengembalikan kesehatan suaminya bahkian lebih baik dari pada sebelumnya,


 melihat kedatangan rhmah, sAyyub bergegembira. namun Nabi Ayyub masih teringat dengan sumpahnya yang ingin memukul rahmah seratus kali. Dalam kebimbangan utuk melaksanakan sumpah atau tidak, karena kasihan kepada istrinya yang sudah menunjukkan kesetiaannya dan mengikutinya di dalam segala duka dan deritanya. Nabi Ayyub bingung  antara dua perasaa, di satu sisi ia merasa wajib melaksanakan sumpahnya, namun di satu sisi ia merasa bahwa istrinya yang setia dan berbakti itu tidak patut menjalani hukuman seberat itu,

 Ayyub menangkap firman Tuhan yang berbunyi :  “Ambillah lidi seratus batang dan pukullkan istrimu sekali saja! dengan demikian, tertebuslah sumpahmu”
Di buku cerita islami versi lain, ada yang menerjemahkan firman Tuhan kepada Ayyub sebagai berikut :
“Dan ambillah dengan tanganmu seikit (rumput), maka pukullah dengan itu dan jangnlah kamu melanggar sumpah. Sesungguhnya kami dapat dia (Ayyub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya di amat taat (kepada Tuhannya).

Sehingga Nabi Ayyub tidak memukul Rahmah, istri yang setia itu sebanyak 100 kali. namun dengan seikat rumput / lidi yang berjumlah seratus dan dipukulkan dua kali saja, untuk melaksanakan janjinya itu sewaktu sakit.

Istri Nabi Ayub as merupakan wanita yang sholehah, ia berbuat sesuatu bukan karena sifatnya yang buruk, namun karena digoda oleh syaitan. dan Allah maha pengampun lagi maha penyayang.
Cerita Nabi Ayub as selanjutnya dianugrahi banyak anak oleh Allah SWT. di antara anak laki-laki ada yang bernama Basyar yang  juga dikenal dengan nama Dzulkifli, selanjutnya ia juga menjadi Nabi utusan Allah seperti ayahnya yang sabar yaitu Nabi Dzulkif
Itulah penjelasan yang panjang lebar mengenai cerita nabi ayub as, beliau merupakan salah satu hamba Alloh yang paling sabar. Ia telah mengalami berbagai cobaan yang luar biasa, tapi iman dan aqidahnya tidak tergadaikan, tetap terjaga. Semoga Allah berkenan menganugrahi kesabaran kepada kita seperti yang dianugrahkan kepada nabi Ayyub. Aamiin.

No comments:

Post a Comment